Musim hujan memang selalu membawa kenangan.
Kenangan antara aku dan dia, bersama.
Memang, tidak lama kita bersama dalam satu genggaman tangan.
Rindu mungil tanganmu terikat dalam ingatan.
Menoreh memori yang tak mungkin hilang.
Kau datang dengan kegilaan.
Membawa sebuah kenangan manis,
manis tanpa suatu adukan rasa lain.
Tiga bulan kita bersama.
Pertemuan singkat denganmu di tiga cafe yang berbeda.
Di lantai dua ditambah halusnya sofa,
Cumbu itu semakin nikmat bila teringat.
Sering memang kita mengundang canda.
Ditengah sepi malam diiringi rintik hujan.
Kegilaan dan pujian penghadir tawa,
pengantar tidur yang cocok untukmu, kurasa.
Itu memang sudah setahun yang lalu.
Waktu hujan sering datang.
Meninggalkan satu kenangan,
pada sebuah jas hujan yang kamu berikan.
Perpisahan selalu ada setelah pertemuan.
Hanya waktu mereka yang berbeda-beda.
Aku tahu aku bilang aku tak suka.
Tapi sejujurnya aku bingung dengan irama rintik hujan yang datang,
seakan menyapa "bagaimana kabar kalian berdua?"
Tanda tanya datang di musim hujan.
Kamu tahu apa jawabku?
"ah, itu tak penting lagi. Jalan kita sudah berbeda"
"dia sudah dengan mantannya. aku juga sudah dengan lainnya"
Tidak peduli lagi memang.
Namun tiap musim hujan datang.
Tawamu selalu datang bersama rintik hujan.
Tapi hujan selalu berjanji, bahwa:
Pelangi pun akan segera menghiasi, saat senyum manismu hilang di tengah rintik hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar