Belum lama kemarin gue bareng 7
teman Backpacker-an ke Karimunjawa.
Gue dan teman-teman gue kesini selepas UAS semester kemaren. Buat pelepas penat
sekaligus menambah pengalaman keliling Indonesia gitu.
Gue mulai cerita nih ya,
backsound galaunya jangan lupa dihidupin biar lebih greget ngikutin ceritanya.
Dari sini anggep aja kata “gue”
udah sepaket sama teman-teman gue ya. Biar gampang gitu ceritanya.
Gue berangkat ke Karimunjawa
tanggal 3 Juli dan pulang tanggal 8 Juli 2012. Aslinya gue males banget ikutan
jalan-jalan kali ini, soalnya gue punya resiko kemungkinan besar mengorbankan
ujian kenaikan taekwondo tanggal 8 Juli yang sudah gue selesain
admisnistrasinya.
Kita berangkat ke Jepara jam 11
malam dengan Avanza sepaket sopir [teman gue], lewat Tol Semarang yang saat itu
terbilang masih baru. Setelah lama karaoke gila-gilaan tengah malam di dalam
mobil, akhirnya mobil sampai ke Pelabuhan Jepara jam 2 pagi. Disinilah gue
bingung mencari kegiatan untuk mengisi waktu sampai pagi karena mobil terlalu
cepat sampai ke pelabuhan dan terlalu bersemangat menuju pelampiasan hasrat
wisata setelah ujian yang sangat menyiksa.
Akhirnya gue main kartu poker
sampai mentari akan menjelang dan berganti kegiatan anak narsis kuliahan. Ya,
foto-foto dan video ganteng bersama. Dengan pemandangan bulan yang hampir jatuh
di ujung lautan menambah indah pemandangan pagi di Pelabungan Jepara yang saat
itu sunyi dan gelap. Keren banget lah foto-fotonya walau yang jepret bukan gue,
tapi gue ikut menyumbang dengan menjadi model dadakan.
Setelah lama menunggu dengan main
poker [again]. Akhirnya pemandu gue datang mengarahkan gue untuk berkumpul
dengan rombongan. Gue sengaja milih paket backpacker atau juga bisa dibilang
paling murah karena gue mau menikmati pantainya bukan menikmati layanannya.
Walau aslinya kalau punya duit banyak pengennya agak borju juga sih. Dan setelah kumpul bareng rombongan, akhirnya
gue diberangkatkan ke dengan kapal besar bersama dengan wisatawan, penduduk
sana, dan para kendaraan serta muatannya.
Gue gabisa bayangin naik kapal
yang katanya bakal melaut selama 5-6 jam di lautan dan ternyata ada extend
karena ombak sedang naik sehingga kecepatan kapal dikurangi, kapal yang
harusnya sampai Pelabungan Karimunjawa jam 14.00 menjadi jam 16.30. Sungguh
menyiksa dan membuat gue jackpot karena kebodohan gue yang sok tahu dengan
berasumsi bahwa posisi berdiri akan menghentikan rasa mabuk jadi gue berdiri
selama setengah perjalanan dan muntah di dalam pot bunga di samping gue, semoga
saja itu bisa mempersubur tumbuhan tersebut. Selama perjalanan di kapal, kebahagiaan
paling besar adalah saat gue melihat pulau yang penuh dengan tumbuhan hijau
dengan pelabuhannya, kelegaan datang setelah teombang-ambing di atas kapal
dengan perut mual sepanjang perjalanan.
Seperti banyak orang lainnya, gue
foto-foto di depan pelabuhan untuk mengabadikan suasana kesenangan kita dengan
muka yang masih dipaksa karena rasa mual karena efek lautan masih terasa.
Disini gue jadi deket sama 4 orang lain yang juga wisatawan dari Yogyakarta dan
memutuskan untuk menyewa satu rumah bersama.
Nah, setelah makan tersedia dan
makan bersama, gue jalan-jalan mengelilingi Karimunjawa sampai pelabungan, yang
ternyata sangat kecil kotanya. Dan yang terkesan dari Pulau Karimunjawa adalah
dimanapun gue mencari makanan, gue bakal mentok ke alun-alun dan gue bakal
ketemu sama wisatawan itu-itu lagi, juga makanan itu-itu lagi. Di pelabungan
samping alun-alun ini juga, gue lihat beberapa orang mencari kepiting yang
katanya untuk lauk makan. Setelah puas jalan-jalan keliling pulau gue balik ke
penginapan untuk mengistirahatkan badan.
Pagi pertama
Pagi pertama setelah sarapan, gue
siap-siap berangkat snorkeling dengan boxer kesayangan dan kaos v-neck abu-abu
biar sexy walau kaosnya ga laki. Sambil nunggu pemberangkatan, seperti biasa,
gue foto-foto lagi dengan pemandunya di pelabungan dan di pohon beringin di
pojokan alun-alun. Mengabadikan apapun yang kelihatannya asik.
Transportasi laut di Karimunjawa
untuk para wisatawan adalah kapal kecil seperti kapal nelayan. Setelah 30
menitan perjalanan dengan kapal tersebut akhirnya kapal berhenti di tempat
snorkeling diatas terumbu karang yang dari atas pun kelihatan bagus karena
airnya yang masih biru jernih. Rebutan perlengkapan snorkeling pun terjadi
karena tidak ada pembagian oleh pemandu, jadi yang mau terjun duluan ya harus
ambil perlengkapan duluan. Sepertinya rebutan perlengkapan hanya terjadi pada
rombongan gue, karena almost all adalah laki-laki yang suka dengan air.
Disinilah gue nyoba beberapa
atraksi dengan nyebur, renang, dan nyelam ga pake pelampung. Tanpa pelampung
perenang memang lebih fleksibel dalam menyelam ke kedalaman dan melihat ikan,
tapi akan memakan tenaga lebih banyak karena kalau ingin mengambang harus
mengayuh kaki dan tangan, dan karena gue emang ga pintar dalam mengambangkan
diri di lautan tanpa menggerakkan badan. Jadi kalau pengen snorkeling dengan
tenang dan nyaman tanpa menyelam lebih baik pakai pelampung badan. Setelah
lelah menyelam dan atraksi salto depan belakang, gue pun juga memutuskan untuk
memakai pelampung dan dengan tenang menikmati ombak lautan serta pemandangan
bawah lautnya.
Ada foto bawah laut juga untuk kalian
yang narsis dan pengen jadi model bawah lautan bersama dengan ikan dan terumbu
karang. Lumayan lah gue bisa dapet foto asik disini.
Setelah puas snorkeling, kapal
membawa gue ke suatu pulau yang lumayan bagus. Gue senang banget bisa melabuh
ke pulau ini setelah di kapal tadi gue diajak kenalan sama cewek bandung men!
Nanyain nomor hape gue lagi. Dan ternyata dia udah sama cowo yang kelihatan
marah karena gue ngobrol sama ceweknya, shit.
Di pulau ini gue langsung pergi
mencari spot tersendiri dengan lainnya biar bisa foto bareng dan teriak bareng.
Pulaunya asik banget men. Banyak banget pohon kelapa dengan pasir putihnya dan
air lautnya yang masih biru jernih. Karena gue emang narsis gue foto-foto dan
bikin video gila [lagi]. Mumpung masih disana, kesempatan harus dimanfaaatkan
secara maksimal dengan berfoto bersama. Bagi kalian yang suka parkour ada
banyak pohon untuk dipanjat dan bergelantungan. Bagi yang suka dengan pasir
pantai, kalian bisa main pasir sampai muntah. Bagi yang suka main air, kalian
bisa main air laut dengan puas karena air yang masih jernih dan bersih. Di
pulau ini gue juga dapet jamuan makan ikan bakar serombongan, ada juga cewek
bandung yang tadi ngajak kenalan. Orang yang kesini entah kenapa ceweknya dikit
tapi cakep-cakep.
Setelah cukup bersenang-senang, kapal
melanjutkan berjalanan lagi ke sebuah tempat snorkeling yang lebih indah. Disini
kapal ga boleh menurunkan jangkar karena bisa merusak karang jadi ada spot
tertentu untuk mengikatkan tambang untuk menahan kapal. Disini lebih susah buat
snorkeling dengan tenang karena arusnya lebih besar, tapi pemandangan bawah
lautnya sangat sayang kalau dilewatkan dengan hanya melihat dari atas kapal,
jadi walau sedikit cape tapi gue tetep nyelam untuk menikmati air laut bersama
ikan. Yeah.
Itu tadi adalah snorkeling
terakhir hari itu setelah itu kapal harus kembali ke Pulau Karimunjawa. Setelah
temen-temen lain pada turun dari kapal, gue sadar ada sesuatu yang janggal, ada
sesuatu yang kurang, dan ternyata sandal yang sudah dua tahun menemani langkah
kaki gue, yang selalu ada tiap gue butuh, dan tidak pernah mengeluh walaupun
gue injak-injak, hilang sebelah. Shit. Akhirnya gue pulang ke penginapan
cekeran, tanpa alas kaki yang menemani dan sandal yang tinggal sebelah tadi gue
sumbangkan ke bapak nahkoda kapal sambil bercanda.
Dan waktu-waktu wisata disana
setelah itu jadi terasa berbeda setelah sandal gue ga ada. Wisata gue jadi
terasa lebih, lebih, lebih kere men! Kemana-mana nyeker seperti gelandangan
walau ada temen yang nawarin minjemin sandal tapi gue lebih suka cekeran kalo
bukan sandal gue sendiri yang gue pakai.
Hari Kedua
Hari kedua sudah dihiasi dengan
keindahan telapak kaki yang indah karena selalu teramplas tanah. Mungkin kalo
gue hari ini ikutan sholat jumat pasti gue udah nyolong sandal pas jumatan.
Hari ini sangat membingungkan,
karena ada gossip yang beredar melalui acara silet, kiss dan lainnya yang
menyatakan kalau Hari Sabtu ga akan ada kapal yang pulang ke Pelabuhan Jepara.
Gue jadi bimbang nih antara harus pulang hari ini atau Hari Minggu sekalian
karena kapal akan ke Jepara Hari Minggu. Setelah dibujuk sama temen-temen
akhirnya gue extend selama sehari sampai Hari Minggu. Nanggung sudah sampe
Karimunjawa sekalian all out aja, UKT [ujian kenaikan tingkat] Taekwondo
direlakan.
Lanjutlah gue bersenang-senang
disana dengan sedikit penyesalan karena armada kapal yang harus membatalakan
jadwal keberangkatan besok sabtu. Seperti hari-hari sebelumnya, kapal membawa
gue snorkeling 2 kali sehari dan lanjut ke sebuah pulau . Dalam perjalanan, hal
yang paling tidak mengenakkan pun terjadi, kantung kemih gue memaksa untuk
mengeluarkan air yang ditampungnya. Hal yang paling ditunggu saat itu pun
adalah kapal segera sampai tujuan dan gue bisa nyebur ke laut untuk menuruti
keinginan kantung kemih gue yang sedang merengek ga kuat menahan kencing karena
angin yang besar bikin kantung kemih gue kedinginan.
Sampailah kapal ke sebuah pulau
yang lebih indah daripada pulau kemarin. Tapi maaf gue lupa namanya dan gue
lupa tanya sama pemandunya, karena gue udah terkesima dengan keindahan
pantainya, dengan pasir putih, air yang jernih, bersih, dan pantai yang
dangkal. Karena dangkal dan landainya pulau ini gue bisa jalan sejauh sekitar
200 meter dengan kedalaman hanya setinggi puting, eh dada maksudnya, jalan di
tengah laut men! Bayangin tuh! Dari pantai ini gue juga bisa melihat pulau lain
di depannya yang katanya adalah pulau milik pribadi. Sayang banget itu sudah
jadi milik orang lain, padahal gue juga
pengen beli.
Jadi kagum gue sama Indonesia
dengan keindahan pulau dan pantainya, kenapa ga dimaksimalkan pariwisatanya? Ya
itulah Indonesia, sedang dalam perkembangan.
Di pantai ini kita bisa main
pasir atau jalan-jalan sepanjang pantai disana, atau berjemur di bawah sinar
matahari yang menyengat buat kalian yang ingin mematangkan kulit kalian yang
katanya sawo matang.
Di pulau ini juga gue kenalan
sama beberapa cewek cakep, salah satunya di kapal namanya Indri. Dia ternyata
adalah model, penyiar radio juga televisi. Seneng gitu dapet kenalan yang
banyak walau cuma untuk memperbanyak relasi. Tapi menurut gue kalau wisata
tanpa teman yang asik, wisata gue bakalan kurang asik. Ga bakal segila dan
semenarik kalo gue bawa temen-temen yang asik.
Setelah menikmati permainan di
pantai yang indah di pulau ini, kapal ngajakin gue buat snorkeling lagi ke
dekat Pulau Karimunjawa. Sayang banget terumbu karang disini udah pada rusak ga
seperti di spot snorkeling sebelumnya, mungkin karena daerah ini adalah area
lalu lintas kapal jadi terumbu karangnya memang sengaja diangkat untuk
menghindari lambung kapal yang menabrak karang. Disini juga banyak sampah. Tiap
snorkeling sering banget ada sampah plastik yang nyangkut di kepala gue. Kecewa
sih, snorkeling terakhir bukannya semakin bagus tetapi semakin jelek gini.
Mungkin memang mereka mau menunjukkan akibat ulah manusia yang tidak bisa
menghargai lingkungannya, tidak mau menjaga kebersihan dan kelestarian
lingkungan, dan juga berpikiran jangka pendek. Bukan maksudnya mengejek sih,
tapi memang begitu kenyataannya.
Sesuai perjanjian dan paket yang
disediakan, setelah itu kapal membawa kita ke sebuah panangkaran hiu di Pulau
Karimunjawa dekat pelabuhan. Kolam hiu dibentuk dengan menyusun batu putih
seperti karang yang telah mati secara memutar berbentuk kotak dan membentuk kolam
yang terpisah dari lautan lepas. Di dalam kolam ini gue bisa berenang dengan
hiu-hiu kecil yang lucu. Ya ga selucu yang kalian bayangkan, menyeramkan dikit
juga sih. Bayangin aja gue berenang bareng hiu, coba siapa yang ketakutan?
Hiunya men takut sama gue. Setelah gue nyebur mereka langsung pergi gitu aja,
mungkin karena setelah gue nyeburin diri ke kelam gue langsung menandai
kekuasaan dengan mengencingi kolam tersebut. Tiap snorkeling dan tiap nyebur ke
air gue selalu kencing, ga terhitung deh gue kencing di hari tersebut, mungkin
kalo 10 kali lebih.
Hiu di pengkarannya sih ga gigit,
cuma ada ikan kecil dengan warna putih yang segede ikan mujair gigitin kaki gue
gitu. Ga begitu sakit sih tapi bikin kaget gitu, dan kenapa sasarannya cuma gue
bukan orang lain, kembali lagi ke soal kencing tadi, mungkin dia marah karena
gue ngencingin rumahnya.
Habislah wisata kita hari ini,
kapal pun membawa gue ke pelabuhan Karimunjawa dan gue pun pulang ke
penginapan.
Malem ini gue makan gratisan lagi
di penginapan. Dengan biaya 420rb gue dapet wisata 2 hari 3 malam termasuk
menginap dan 4 kali makan. Lumayan [murah] lah buat backpacker dengan bekal
pas-pasan seperti gue. Makan malam terasa lebih enak, mungkin karena gue sudah
kelaperan. Makan bersama dengan satu ikan extra large untuk berdua pun siap
disantap.
Malam ini malam penuh doa bagi
gue yang berharap besok ada keajaiban bakal ada kapal yang tiba-tiba datang
jemput gue ke pelabuhan jadi gue bisa pulang Hari Sabtu. Tidak lupa gue
bersenang-senang, melihat sunset di pelabuhan dan lanjut tidur di penginapan.
Hari Ketiga
Hari Sabtu. Hari ini seharusnya
hari kepulangan gue ke peradaban asal gue, Yogyakarta Istimewa. Tapi gue
terpaksa menambah kesenangan selama 1 hari disini dan merelakan UKT Taekwondo
besok Hari Minggu. Hari ini teman-teman pada membeli oleh-oleh buat keluarga
seperti kaos dan pernak-pernik. Tetapi gue egag, karena gue bukanlah seorang
pengantar barang dan tempat nitip oleh-oleh [duit mepet]. Gue menghabiskan
waktu dengan jalan-jalan dengan kenalan disana.
Karena gue extend selama 1 hari
maka biaya penginapan gue tanggung sendiri dengan menambah dua kamar. Ternyata
kalau gue mau tanya langsung sama orang pemilik rumah harga satu kamar adalah
50rb per malam tidak seperti kalau kita minta sama agen travel, gue harus bayar
100rb per malam. 1 kamar bisa dipakai untuk 4 orang dengan kasur busa yang
lebar. Jadi kalau dibagi tiap orang gue sendiri cuma bayar 12,5rb aja buat
iuran.
Sabtu malam kali ini dihiasi
dengan kegilaan dan kenarsisan teman-teman termasuk gue juga ikutan. Setelah itu gue
tidur dengan nyenyak di kamar setelah melakukan ritual ramai bersama
teman-teman dengan suara aneh yang bisa keluar dari mulut atau juga suara
kentut.
Hari keempat
Hari Minggu pagi gue gabisa
menonton sunday morning cartoon seperti biasanya karena gue harus bersiap
pulang dan menuju pelabuhan. Pelabuhan seperti rumah semut karena padatnya dan memang
hari itu ada penumpukan penumpang karena hari sabtu kemarin tidak ada kapal
penyeberangan. Saling dorong pun terjadi yang mengakibatkan 3 orang jatuh ke
laut dari jembatan penyeberangan, hal yang tidak pernah gue lihat di
Yogyakarta.
Penyiksaan selama 4 jam di atas
kapal pun terjadi. Lumayan ga jackpot lagi. Cuma ada siksaan terik matahari
karena gue berada di deck atas.
Gue pun sampai Pulau Jawa dengan
kulit gosong dan muka kusut karena selalu terjemur matahari dan terkena air
laut.
Pesan aja sih buat yang mau
wisata ke Karimunjawa.
- Setiap hari liatrik akan mati jam 6 pagi sampai jam 6 malam karena adanya krisis energi disana jadi hematlah baterai kalian sampai mentari tenggelam, halah.
- Gunakan ruang televisi sebagai ruang tidur tambahan.
- Kalau bisa kesana menginaplah dengan menyewa kamar secara pribadi tanpa melalui agen travel. Walau agak ribet tetapi itu penghematan.
- Naiklah kapal yang nyaman, pakai kapal cepat yang hanya butuh waktu selama 2 jam selama perjalanan untuk mengurangi siksaan mabuk kapal.
- Bawa jaket saat mau snorkeling karena kalian bakal kedinginan.
Kapal transportasi wisatawan |
Sunset di pelabuhan |
Suasana Snorkeling |
Belajar Sholat Jenazah |
Alun-alun |
Tempat snorkeling dan tambatan kapal |
Pulau di hari pertama |
Pulau di hari pertama [sisi lain] |
Pulau di hari pertama |
Atraksi gue diliat para fans |
Lama juga menginapnya sampai empat hari :D
BalasHapusKalau ingin kesana lagi, kunjungi situs kami http://karimunjawamenjanganresort.com untuk info paket berwisata