Kamis, 24 Januari 2013

Karimunjawa yang Indah untuk Wisata

Belum lama kemarin gue bareng 7 teman Backpacker-an ke Karimunjawa. Gue dan teman-teman gue kesini selepas UAS semester kemaren. Buat pelepas penat sekaligus menambah pengalaman keliling Indonesia gitu.

Gue mulai cerita nih ya, backsound galaunya jangan lupa dihidupin biar lebih greget ngikutin ceritanya.

Dari sini anggep aja kata “gue” udah sepaket sama teman-teman gue ya. Biar gampang gitu ceritanya.
Gue berangkat ke Karimunjawa tanggal 3 Juli dan pulang tanggal 8 Juli 2012. Aslinya gue males banget ikutan jalan-jalan kali ini, soalnya gue punya resiko kemungkinan besar mengorbankan ujian kenaikan taekwondo tanggal 8 Juli yang sudah gue selesain admisnistrasinya.
Kita berangkat ke Jepara jam 11 malam dengan Avanza sepaket sopir [teman gue], lewat Tol Semarang yang saat itu terbilang masih baru. Setelah lama karaoke gila-gilaan tengah malam di dalam mobil, akhirnya mobil sampai ke Pelabuhan Jepara jam 2 pagi. Disinilah gue bingung mencari kegiatan untuk mengisi waktu sampai pagi karena mobil terlalu cepat sampai ke pelabuhan dan terlalu bersemangat menuju pelampiasan hasrat wisata setelah ujian yang sangat menyiksa.

Akhirnya gue main kartu poker sampai mentari akan menjelang dan berganti kegiatan anak narsis kuliahan. Ya, foto-foto dan video ganteng bersama. Dengan pemandangan bulan yang hampir jatuh di ujung lautan menambah indah pemandangan pagi di Pelabungan Jepara yang saat itu sunyi dan gelap. Keren banget lah foto-fotonya walau yang jepret bukan gue, tapi gue ikut menyumbang dengan menjadi model dadakan.


Setelah lama menunggu dengan main poker [again]. Akhirnya pemandu gue datang mengarahkan gue untuk berkumpul dengan rombongan. Gue sengaja milih paket backpacker atau juga bisa dibilang paling murah karena gue mau menikmati pantainya bukan menikmati layanannya. Walau aslinya kalau punya duit banyak pengennya agak borju juga sih.  Dan setelah kumpul bareng rombongan, akhirnya gue diberangkatkan ke dengan kapal besar bersama dengan wisatawan, penduduk sana, dan para kendaraan serta muatannya.

Gue gabisa bayangin naik kapal yang katanya bakal melaut selama 5-6 jam di lautan dan ternyata ada extend karena ombak sedang naik sehingga kecepatan kapal dikurangi, kapal yang harusnya sampai Pelabungan Karimunjawa jam 14.00 menjadi jam 16.30. Sungguh menyiksa dan membuat gue jackpot karena kebodohan gue yang sok tahu dengan berasumsi bahwa posisi berdiri akan menghentikan rasa mabuk jadi gue berdiri selama setengah perjalanan dan muntah di dalam pot bunga di samping gue, semoga saja itu bisa mempersubur tumbuhan tersebut. Selama perjalanan di kapal, kebahagiaan paling besar adalah saat gue melihat pulau yang penuh dengan tumbuhan hijau dengan pelabuhannya, kelegaan datang setelah teombang-ambing di atas kapal dengan perut mual sepanjang perjalanan.

Seperti banyak orang lainnya, gue foto-foto di depan pelabuhan untuk mengabadikan suasana kesenangan kita dengan muka yang masih dipaksa karena rasa mual karena efek lautan masih terasa. Disini gue jadi deket sama 4 orang lain yang juga wisatawan dari Yogyakarta dan memutuskan untuk menyewa satu rumah bersama.

Nah, setelah makan tersedia dan makan bersama, gue jalan-jalan mengelilingi Karimunjawa sampai pelabungan, yang ternyata sangat kecil kotanya. Dan yang terkesan dari Pulau Karimunjawa adalah dimanapun gue mencari makanan, gue bakal mentok ke alun-alun dan gue bakal ketemu sama wisatawan itu-itu lagi, juga makanan itu-itu lagi. Di pelabungan samping alun-alun ini juga, gue lihat beberapa orang mencari kepiting yang katanya untuk lauk makan. Setelah puas jalan-jalan keliling pulau gue balik ke penginapan untuk mengistirahatkan badan.

Pagi pertama

Pagi pertama setelah sarapan, gue siap-siap berangkat snorkeling dengan boxer kesayangan dan kaos v-neck abu-abu biar sexy walau kaosnya ga laki. Sambil nunggu pemberangkatan, seperti biasa, gue foto-foto lagi dengan pemandunya di pelabungan dan di pohon beringin di pojokan alun-alun. Mengabadikan apapun yang kelihatannya asik.

Transportasi laut di Karimunjawa untuk para wisatawan adalah kapal kecil seperti kapal nelayan. Setelah 30 menitan perjalanan dengan kapal tersebut akhirnya kapal berhenti di tempat snorkeling diatas terumbu karang yang dari atas pun kelihatan bagus karena airnya yang masih biru jernih. Rebutan perlengkapan snorkeling pun terjadi karena tidak ada pembagian oleh pemandu, jadi yang mau terjun duluan ya harus ambil perlengkapan duluan. Sepertinya rebutan perlengkapan hanya terjadi pada rombongan gue, karena almost all adalah laki-laki yang suka dengan air.

Disinilah gue nyoba beberapa atraksi dengan nyebur, renang, dan nyelam ga pake pelampung. Tanpa pelampung perenang memang lebih fleksibel dalam menyelam ke kedalaman dan melihat ikan, tapi akan memakan tenaga lebih banyak karena kalau ingin mengambang harus mengayuh kaki dan tangan, dan karena gue emang ga pintar dalam mengambangkan diri di lautan tanpa menggerakkan badan. Jadi kalau pengen snorkeling dengan tenang dan nyaman tanpa menyelam lebih baik pakai pelampung badan. Setelah lelah menyelam dan atraksi salto depan belakang, gue pun juga memutuskan untuk memakai pelampung dan dengan tenang menikmati ombak lautan serta pemandangan bawah lautnya.


Ada foto bawah laut juga untuk kalian yang narsis dan pengen jadi model bawah lautan bersama dengan ikan dan terumbu karang. Lumayan lah gue bisa dapet foto asik disini.

Setelah puas snorkeling, kapal membawa gue ke suatu pulau yang lumayan bagus. Gue senang banget bisa melabuh ke pulau ini setelah di kapal tadi gue diajak kenalan sama cewek bandung men! Nanyain nomor hape gue lagi. Dan ternyata dia udah sama cowo yang kelihatan marah karena gue ngobrol sama ceweknya, shit.

Di pulau ini gue langsung pergi mencari spot tersendiri dengan lainnya biar bisa foto bareng dan teriak bareng. Pulaunya asik banget men. Banyak banget pohon kelapa dengan pasir putihnya dan air lautnya yang masih biru jernih. Karena gue emang narsis gue foto-foto dan bikin video gila [lagi]. Mumpung masih disana, kesempatan harus dimanfaaatkan secara maksimal dengan berfoto bersama. Bagi kalian yang suka parkour ada banyak pohon untuk dipanjat dan bergelantungan. Bagi yang suka dengan pasir pantai, kalian bisa main pasir sampai muntah. Bagi yang suka main air, kalian bisa main air laut dengan puas karena air yang masih jernih dan bersih. Di pulau ini gue juga dapet jamuan makan ikan bakar serombongan, ada juga cewek bandung yang tadi ngajak kenalan. Orang yang kesini entah kenapa ceweknya dikit tapi cakep-cakep.



Setelah cukup bersenang-senang, kapal melanjutkan berjalanan lagi ke sebuah tempat snorkeling yang lebih indah. Disini kapal ga boleh menurunkan jangkar karena bisa merusak karang jadi ada spot tertentu untuk mengikatkan tambang untuk menahan kapal. Disini lebih susah buat snorkeling dengan tenang karena arusnya lebih besar, tapi pemandangan bawah lautnya sangat sayang kalau dilewatkan dengan hanya melihat dari atas kapal, jadi walau sedikit cape tapi gue tetep nyelam untuk menikmati air laut bersama ikan. Yeah.

Itu tadi adalah snorkeling terakhir hari itu setelah itu kapal harus kembali ke Pulau Karimunjawa. Setelah temen-temen lain pada turun dari kapal, gue sadar ada sesuatu yang janggal, ada sesuatu yang kurang, dan ternyata sandal yang sudah dua tahun menemani langkah kaki gue, yang selalu ada tiap gue butuh, dan tidak pernah mengeluh walaupun gue injak-injak, hilang sebelah. Shit. Akhirnya gue pulang ke penginapan cekeran, tanpa alas kaki yang menemani dan sandal yang tinggal sebelah tadi gue sumbangkan ke bapak nahkoda kapal sambil bercanda.

Dan waktu-waktu wisata disana setelah itu jadi terasa berbeda setelah sandal gue ga ada. Wisata gue jadi terasa lebih, lebih, lebih kere men! Kemana-mana nyeker seperti gelandangan walau ada temen yang nawarin minjemin sandal tapi gue lebih suka cekeran kalo bukan sandal gue sendiri yang gue pakai.

Hari Kedua

Hari kedua sudah dihiasi dengan keindahan telapak kaki yang indah karena selalu teramplas tanah. Mungkin kalo gue hari ini ikutan sholat jumat pasti gue udah nyolong sandal pas jumatan.

Hari ini sangat membingungkan, karena ada gossip yang beredar melalui acara silet, kiss dan lainnya yang menyatakan kalau Hari Sabtu ga akan ada kapal yang pulang ke Pelabuhan Jepara. Gue jadi bimbang nih antara harus pulang hari ini atau Hari Minggu sekalian karena kapal akan ke Jepara Hari Minggu. Setelah dibujuk sama temen-temen akhirnya gue extend selama sehari sampai Hari Minggu. Nanggung sudah sampe Karimunjawa sekalian all out aja, UKT [ujian kenaikan tingkat] Taekwondo direlakan.

Lanjutlah gue bersenang-senang disana dengan sedikit penyesalan karena armada kapal yang harus membatalakan jadwal keberangkatan besok sabtu. Seperti hari-hari sebelumnya, kapal membawa gue snorkeling 2 kali sehari dan lanjut ke sebuah pulau . Dalam perjalanan, hal yang paling tidak mengenakkan pun terjadi, kantung kemih gue memaksa untuk mengeluarkan air yang ditampungnya. Hal yang paling ditunggu saat itu pun adalah kapal segera sampai tujuan dan gue bisa nyebur ke laut untuk menuruti keinginan kantung kemih gue yang sedang merengek ga kuat menahan kencing karena angin yang besar bikin kantung kemih gue kedinginan.

Sampailah kapal ke sebuah pulau yang lebih indah daripada pulau kemarin. Tapi maaf gue lupa namanya dan gue lupa tanya sama pemandunya, karena gue udah terkesima dengan keindahan pantainya, dengan pasir putih, air yang jernih, bersih, dan pantai yang dangkal. Karena dangkal dan landainya pulau ini gue bisa jalan sejauh sekitar 200 meter dengan kedalaman hanya setinggi puting, eh dada maksudnya, jalan di tengah laut men! Bayangin tuh! Dari pantai ini gue juga bisa melihat pulau lain di depannya yang katanya adalah pulau milik pribadi. Sayang banget itu sudah jadi  milik orang lain, padahal gue juga pengen beli.

Jadi kagum gue sama Indonesia dengan keindahan pulau dan pantainya, kenapa ga dimaksimalkan pariwisatanya? Ya itulah Indonesia, sedang dalam perkembangan.

Di pantai ini kita bisa main pasir atau jalan-jalan sepanjang pantai disana, atau berjemur di bawah sinar matahari yang menyengat buat kalian yang ingin mematangkan kulit kalian yang katanya sawo matang.

Di pulau ini juga gue kenalan sama beberapa cewek cakep, salah satunya di kapal namanya Indri. Dia ternyata adalah model, penyiar radio juga televisi. Seneng gitu dapet kenalan yang banyak walau cuma untuk memperbanyak relasi. Tapi menurut gue kalau wisata tanpa teman yang asik, wisata gue bakalan kurang asik. Ga bakal segila dan semenarik kalo gue bawa temen-temen yang asik.

Setelah menikmati permainan di pantai yang indah di pulau ini, kapal ngajakin gue buat snorkeling lagi ke dekat Pulau Karimunjawa. Sayang banget terumbu karang disini udah pada rusak ga seperti di spot snorkeling sebelumnya, mungkin karena daerah ini adalah area lalu lintas kapal jadi terumbu karangnya memang sengaja diangkat untuk menghindari lambung kapal yang menabrak karang. Disini juga banyak sampah. Tiap snorkeling sering banget ada sampah plastik yang nyangkut di kepala gue. Kecewa sih, snorkeling terakhir bukannya semakin bagus tetapi semakin jelek gini. Mungkin memang mereka mau menunjukkan akibat ulah manusia yang tidak bisa menghargai lingkungannya, tidak mau menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, dan juga berpikiran jangka pendek. Bukan maksudnya mengejek sih, tapi memang begitu kenyataannya.

Sesuai perjanjian dan paket yang disediakan, setelah itu kapal membawa kita ke sebuah panangkaran hiu di Pulau Karimunjawa dekat pelabuhan. Kolam hiu dibentuk dengan menyusun batu putih seperti karang yang telah mati secara memutar berbentuk kotak dan membentuk kolam yang terpisah dari lautan lepas. Di dalam kolam ini gue bisa berenang dengan hiu-hiu kecil yang lucu. Ya ga selucu yang kalian bayangkan, menyeramkan dikit juga sih. Bayangin aja gue berenang bareng hiu, coba siapa yang ketakutan? Hiunya men takut sama gue. Setelah gue nyebur mereka langsung pergi gitu aja, mungkin karena setelah gue nyeburin diri ke kelam gue langsung menandai kekuasaan dengan mengencingi kolam tersebut. Tiap snorkeling dan tiap nyebur ke air gue selalu kencing, ga terhitung deh gue kencing di hari tersebut, mungkin kalo 10 kali lebih.

Hiu di pengkarannya sih ga gigit, cuma ada ikan kecil dengan warna putih yang segede ikan mujair gigitin kaki gue gitu. Ga begitu sakit sih tapi bikin kaget gitu, dan kenapa sasarannya cuma gue bukan orang lain, kembali lagi ke soal kencing tadi, mungkin dia marah karena gue ngencingin rumahnya.

Habislah wisata kita hari ini, kapal pun membawa gue ke pelabuhan Karimunjawa dan gue pun pulang ke penginapan.

Malem ini gue makan gratisan lagi di penginapan. Dengan biaya 420rb gue dapet wisata 2 hari 3 malam termasuk menginap dan 4 kali makan. Lumayan [murah] lah buat backpacker dengan bekal pas-pasan seperti gue. Makan malam terasa lebih enak, mungkin karena gue sudah kelaperan. Makan bersama dengan satu ikan extra large untuk berdua pun siap disantap.

Malam ini malam penuh doa bagi gue yang berharap besok ada keajaiban bakal ada kapal yang tiba-tiba datang jemput gue ke pelabuhan jadi gue bisa pulang Hari Sabtu. Tidak lupa gue bersenang-senang, melihat sunset di pelabuhan dan lanjut tidur di penginapan.


Hari Ketiga

Hari Sabtu. Hari ini seharusnya hari kepulangan gue ke peradaban asal gue, Yogyakarta Istimewa. Tapi gue terpaksa menambah kesenangan selama 1 hari disini dan merelakan UKT Taekwondo besok Hari Minggu. Hari ini teman-teman pada membeli oleh-oleh buat keluarga seperti kaos dan pernak-pernik. Tetapi gue egag, karena gue bukanlah seorang pengantar barang dan tempat nitip oleh-oleh [duit mepet]. Gue menghabiskan waktu dengan jalan-jalan dengan kenalan disana.

Karena gue extend selama 1 hari maka biaya penginapan gue tanggung sendiri dengan menambah dua kamar. Ternyata kalau gue mau tanya langsung sama orang pemilik rumah harga satu kamar adalah 50rb per malam tidak seperti kalau kita minta sama agen travel, gue harus bayar 100rb per malam. 1 kamar bisa dipakai untuk 4 orang dengan kasur busa yang lebar. Jadi kalau dibagi tiap orang gue sendiri cuma bayar 12,5rb aja buat iuran.

Sabtu malam kali ini dihiasi dengan kegilaan dan kenarsisan teman-teman termasuk gue juga ikutan. Setelah itu gue tidur dengan nyenyak di kamar setelah melakukan ritual ramai bersama teman-teman dengan suara aneh yang bisa keluar dari mulut atau juga suara kentut.

Hari keempat

Hari Minggu pagi gue gabisa menonton sunday morning cartoon seperti biasanya karena gue harus bersiap pulang dan menuju pelabuhan. Pelabuhan seperti rumah semut karena padatnya dan memang hari itu ada penumpukan penumpang karena hari sabtu kemarin tidak ada kapal penyeberangan. Saling dorong pun terjadi yang mengakibatkan 3 orang jatuh ke laut dari jembatan penyeberangan, hal yang tidak pernah gue lihat di Yogyakarta.

Penyiksaan selama 4 jam di atas kapal pun terjadi. Lumayan ga jackpot lagi. Cuma ada siksaan terik matahari karena gue berada di deck atas.

Gue pun sampai Pulau Jawa dengan kulit gosong dan muka kusut karena selalu terjemur matahari dan terkena air laut.

Pesan aja sih buat yang mau wisata ke Karimunjawa.
  • Setiap hari liatrik akan mati jam 6 pagi sampai jam 6 malam karena adanya krisis energi disana jadi hematlah baterai kalian sampai mentari tenggelam, halah.
  • Gunakan ruang televisi sebagai ruang tidur tambahan.
  • Kalau bisa kesana menginaplah dengan menyewa kamar secara pribadi tanpa melalui agen travel. Walau agak ribet tetapi itu penghematan.
  • Naiklah kapal yang nyaman, pakai kapal cepat yang hanya butuh waktu selama 2 jam selama perjalanan untuk mengurangi siksaan mabuk kapal.
  • Bawa jaket saat mau snorkeling karena kalian bakal kedinginan.
 Foto Lampiran

Kapal transportasi wisatawan

Sunset di pelabuhan

Suasana Snorkeling
















Belajar Sholat Jenazah

Alun-alun

Tempat snorkeling dan tambatan kapal


Pulau di hari pertama

Pulau di hari pertama [sisi lain]


Pulau di hari pertama

Atraksi gue diliat para fans

1 komentar:

  1. Lama juga menginapnya sampai empat hari :D
    Kalau ingin kesana lagi, kunjungi situs kami http://karimunjawamenjanganresort.com untuk info paket berwisata

    BalasHapus